Monday, May 28, 2012

Anginpun Buta [Cerpen By Member IMC 2]

oleh : Hanie Soewaryou

Tittle : Anginpun Buta
Author : Hani Suwaryo
Genre : Education
...

* * * *

Sekian lamanya, akhirnya aku bisa menjawab pertanyaan simpel itu. Tak pernah ku bayangkan jawabannya pun sesimpel pertanyaannya. Yah, pertanyaan yg sederhana yg diajukan oleh guru SD Matematikaku saat aku masih kelas 3 SD dulu.

@@@

Waktu itu guruku bertanya pada kami kelas 3B.
"Menurut kalian, Siapa orang yg membuat kalian bersemangat untuk hidup?"
Kami semua terdiam dan hanya bisa membulatkan mata tak mengerti. Hening untuk beberapa saat.
"Pak, menurutku orang tua kita yang membuat kita bersemangat untuk hidup!" seru Tania gadis paling pintar.
"Bukan!! Yg buat ku bersemangat yah David Beckam" sanggah Reyhan
“Hahahaha...” kami semua tertawa.
"Huu enak aja! Menurutku yg paling hebat yah Pak Presiden"

"Hah? Hahaha"
Itulah jawaban2 polos kami saat itu dan Pak Guru hanya bisa tersenyum simpul.
Kenangan indah yg sungguh membekas dalam ingatanku masih kecil.


Setelah pulang sekolah, aku bertemu dengan Pak guru matematikaku dikoridor sekolah. Dia masih tetap sama dengan perawakan yg terlihat kurus dengan wajah sedikit sangar karena efek dari kumisnya. Tapi lebih dari itu dia guru yg hebat, baik, ramah dan humoris.
"Pak, aku tahu siapa yg bisa membuatku bersemangat untuk hidup!" ujarku
Dia menyeritkan dahi, itu pertanda Siapa?
"Dia adalah Bapak" jawabku mantap
"Karena bapak selalu berhasil membuatku menjadi bersemangat pergi kesekolah dan menyukai matematika. Hehe"
"Asep.. Itukah jawabanmu?"
"Heh? I-iya itu jawabanku" jawabku yg mulai ragu.
"Kalau begitu, kamu harus banyak belajar kembali tentang kehidupan ini" ucapnya pelan namun tetap sasaran dihatiku
"Kalau begitu, bapak tolonglah ajari aku lebih banyak tentang kehidupan ini. Aku mohon..." pintaku sungguh.


Sejak saat itu, setiap sore aku selalu datang kerumah pak guru. Walaupun jauh tapi demi sedikit pengetahuan darinya tak apa bagiku. Keluarganya sangat ramah dan mereka menganggapku seperti bagian dari keluarganya sendiri. Aku diajarkan berbagai macam hal. Dari mulai pelajaran matematika, berdongeng ria, mengobrol dan banyak hal lainnya.
Yah, aku pikir jawabanku memang benar. Guru matematika ku lah, yg menjadi motivator terbaik untukku.


Sampai SMA kelas 3 pun aku selalu mengunjunginya. Entah sekedar curhat ataupun meminta penjelasan PR matematika.
Seperti saat ini, ketika hatiku sakit hati karena putus cinta.
"Tapi guru, kupikir dialah yg membuatku bertahan hidup didunia ini. Dialah alasanku untuk tetap bernafas. Dialah motivator terbaikku. Aku tak bisa hidup tanpanya Guru.. Aku sangat mencintainya.." isakku padanya

"Ingatkah apa yg pernah bapak katakan waktu kamu masih SD tentang Motivator terbaikmu dulu? Bapak pikir sampai sekarang kamu belum bisa menemukan jawaban yg sesungguhnya.." hiburnya pelan
"Maksud guru?"
"Kau menganggapnya sebagai motivator terbaik mu untuk hidup. Tapi ketika dia pergi, dia bagaikan pedang yg menghunus jantungmu.
Motivator terbaik bukanlah seperti itu. Kau masih perlu banyak belajar tentang hidup ini. Tentang keikhlasan, pengorbanan, kesetiaan dan juga kesiapan untuk kehilangan sesuatu. Jangan hanya karena cinta semu sehingga membuat mu terpuruk.
Belajarlah untuk bersikap dewasa. Hidup itu tak selamanya diatas awan.
Seperti halnya soal matematika... Dalam mengerjakannya memiliki tahapan2 untuk menemukan jawaban. Soal Statistika yg membutuhkan ketelitian, Logika matematika yg perlu pemahaman soal, Trigonometri yg harus sering berlatih, dan juga hubungan ilmu Matematika dengan ilmu lainnya.
Semuanya butuh proses, Asep"

Begitulah, guruku dialah motivator terbaikku. Bahkan orang tua atau motivator2 ternama dinegeri ini kunomor sekiankan.


Sekarang aku sudah kuliah semerter akhir jurusan ilmu Fisika murni di IPB Bogor. Aku mengambil jurusan ini karena masih berhubungan erat dengan ilmu Matematika.
Awalnya aku ingin menjadi seperti guruku. Guru Matematika, tapi guru bilang..

“Asep… Setiap orang memiliki hasrat untuk mewujudkan apa yg ia inginkan. Begitu juga dengan kamu. Tapi suatu saat keinginan itu akan berubah sesuai perkembangan pribadi individu masing2. Asep, bapak tahu,, sekarang kau lebih menyukai pelajaran Fisika dibandingkan Matematika saat SD atau SMP dulu. Sekarangpun kau memiliki kesempatan yang luar biasa yang tidak didapat orang lain karena Fisika. Jadi pergilah… menuju apa yang kamu inginkan..” begitulah katanya.
Sekarang aku berada di kota Hujan ini dan sangat rindu kampung halaman ku di Banjarmasin. Aku tak bisa pulang setiap waktu kerumah atau bahkan mengunjungi rumah guruku. Walaupun begitu, aku dan guru masih menjalin komunikasi meskipun hanya berkirim e-mail. Kupikir mungkin sekarang usianya sudah menginjak 80an tapi dia masih sempat membalas e-mail ku dengan kata2 teduhnya.


Sebulan yg lalu saat aku tengah dilanda masalah atas kecurigaan para rektor institut yg memganggapku pencuri.
Aku menceritakan masalah ini pada guruku lewat e-mail.
Guru hanya membalas...
"Kau dikatakan seorang pencuri?
Maka jangan gentar untuk memulihkan namamu jika engkau memang tidak bersalah.
Hidup itu prasangka baik. Dibutuhkan kesabaran yg luar biasa untuk prasangka baik itu.
Kau bukanlah para sufi yg hidup menyendiri. Kau bukanlah nabi yg menyerukan kebenaran.
Kau adalah seseorang yg sedang menentukan jalan hidupmu.
Jika rintangan seperti ini saja kau sudah depresi dan menyerah apakah kamu masih pantas untuk menyandang gelar Manusia adalah makhluk paling sempurna diantara makhluk lain yg diciptakan-Nya?
Maka kau masih harus belajar akan kesabaran hidup, harga diri, kehormatan, lapang dada dan juga prasangka baik.
Asep muridku..
Hidup itu bukan apa adanya tapi mengadakan yg belum ada. Maka bersabarlah dalam mengadakan sesuatu tersebut.
Seperti halnya Matematika dan mungkin sekarang Fisika juga. Anggaplah dalam mengerjakan soal mereka itu sebuah kasus dan kau seorang Detektif handal yang ingin tahu kebenaran dan pelakunya. Jadi kau akan bersemangat mencari kebenaran itu. Tapi kita manusia yang hidup bersosialisasi, maka hendaklah mendengar perkataan hari orang yang telah berbuat kesalahan agar kau tahu alasan kenapa dia berbuat salah. Semua bisa dipecahkan dengan rumusnya tersendiri Asep..”
Dan akhirnya, pelaku sebenarnya tertangkap, walaupun begitu aku sungguh iba pada pelakunya.


Sekarang aku akan pulang ke kampung halamanku, Banjarmasin. Aku sudah Diwisuda dan lulus dengan gelar dinamaku.
Dan sekarang aku tahu jawaban atas siapa motivator terhebat didunia ini untukku!!

Yahh, aku akan datang menemui guru dan mengatakan jawabanya.

Aku tiba di tempat kelahiranku, senang bercampur haru dan duka. Senang karena tiba dengan selamat dan haru-duka karena Guruku telah tiada dan itu terjadi setahun setelah ku pergi ke Bogor. Tak ada yg memberi tahu atau mengatakan yg sebenarnya padaku.
Lalu siapa yang membalas e-mailku selama ini?
Tante Merry anak guruku bilang bahwa dialah yg membalas semua e-mailku. Dia bilang, Ayahnya telah membuat sebuah buku yang jika pada suatu hari nanti aku datang untuk mengeluh padanya maka berikan saja padaku. Semua kata2 penyemangat dari guruku sudah terangkum dibuku ini. Buku coklat yang lusuh digenggaman tanganku.
Dia juga minta maaf karena tidak memberi yahu yg sebenarnya, ini semua atas wasiat ayahnya.

“Guruu… Sekarang aku bisa menjawab pertanyaan mu saat SD.
Motivator terbaik didunia tidak akan kau dapatkan dan temukan dimanapun.
Kau mungkin akan berteriak2 membutuhkan kata2 teduh untuk membuatmu tegar.
Tapi percayalah, dia tidak akan datang jika kau masih menunngu dan tidak membuat.
Yah, membuat diri sendiri menjadi motivator terbaik untukmu.
Guru jawabanya adalah Diri sendiri… itulah jawabanku!”
Aku menatap pasti pada segunduk tanah bertatahkan nisan SUDARMANTO itu. Yah dialah guruku.


“Asep…
Ada sebuah kasus yang tidak akan pernah bisa dipecahkan siapapun kecuali dirimu sendiri.
Kasus yang rumit dan bahkan lebih rumit dari Matematika, Fisika, ataupun lainnya.
Kau tak akan bisa tahu jawabanya jika kau tak tahu rumus untuk menjawabnya… jawabanya ada pada dirimu sendiri.
Kau akan menjadi orang hebat dan sukses tergantung dirimu sendiri.
Kenalilah dirimu, jangan jadi angin yang buta dan tidak bisa melihat kekuatan dasyatnya.
Jadilah angin yang buta tapi tahu kekuatannya, yah, angin yg berguna untuk menggerakan kincir angin dan membuat energi penggerak.

When you look at your self,
You find a miracle…
Amazing in your life…

0 tanggapan: